Sir Isaac Newton adalah seorang ilmuwan Inggris yang hidup pada abad ke-17. Ia dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah, dan karya-karyanya telah membentuk dasar bagi pemahaman kita tentang alam semesta.
Newton juga membuat kontribusi penting dalam bidang optik. Ia mengembangkan teori tentang pembiasan cahaya dan menjelaskan bagaimana mata bekerja.
Teori pembiasan cahaya Newton didasarkan pada asumsi bahwa cahaya terdiri dari partikel kecil yang disebut corpuscles. Corpuscles ini dipancarkan oleh sumber cahaya dan bergerak dengan kecepatan konstan.
Menurut teori Newton, ketika corpuscles memasuki medium yang lebih rapat, mereka akan diperlambat. Hal ini menyebabkan corpuscles bergerak dengan sudut yang lebih kecil terhadap garis normal.
Hukum pembiasan cahaya Newton dapat dirumuskan sebagai berikut:
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
Dimana:
- n1 dan n2 adalah indeks bias medium 1 dan medium 2
- θ1 dan θ2 adalah sudut datang dan sudut bias
Indeks bias adalah ukuran kecepatan cahaya di medium tertentu. Indeks bias yang lebih besar menunjukkan bahwa cahaya bergerak lebih lambat di medium tersebut.
Teori pembiasan cahaya Newton telah berhasil menjelaskan berbagai macam fenomena pembiasan cahaya, seperti pembiasan cahaya pada prisma dan lensa.
Namun, teori Newton juga memiliki beberapa keterbatasan. Teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena pembiasan cahaya pada skala yang sangat kecil, seperti pembiasan cahaya pada atom dan molekul.
Pada abad ke-19, Thomas Young dan Augustin Fresnel mengembangkan teori gelombang cahaya yang memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang pembiasan cahaya. Teori gelombang cahaya mampu menjelaskan fenomena pembiasan cahaya pada skala yang sangat kecil, yang tidak dapat dijelaskan oleh teori Newton.
Posting Komentar untuk "Teori Pembiasan Cahaya Menurut Newton"