Krisis ISBN Dalam Penerbitan Buku

Krisis ISBN merupakan kondisi di mana jumlah ISBN yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan penerbit buku di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Peningkatan minat baca masyarakat: Seiring dengan meningkatnya minat baca masyarakat Indonesia, jumlah buku yang diterbitkan pun meningkat. Hal ini menyebabkan permintaan ISBN juga meningkat.

  2. Pembatasan alokasi ISBN oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas): Perpusnas sebagai lembaga yang berwenang memberikan ISBN memiliki alokasi ISBN terbatas yang diberikan oleh International ISBN Agency (ISBN-IA). Alokasi ISBN yang terbatas ini tidak sebanding dengan permintaan penerbit buku yang terus meningkat.

  3. Penyalahgunaan ISBN: Terdapat beberapa kasus di mana ISBN digunakan untuk menerbitkan buku-buku yang tidak memenuhi standar kualitas atau bahkan buku-buku ilegal. Hal ini menyebabkan alokasi ISBN menjadi semakin terbatas.

Dampak krisis ISBN antara lain:

  1. Terhambatnya penerbitan buku: Penerbit buku yang tidak mendapatkan ISBN terpaksa menunda atau bahkan membatalkan penerbitan buku mereka. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi penerbit dan juga menghambat penyebaran ilmu pengetahuan melalui buku.

  2. Meningkatnya biaya penerbitan: Untuk mendapatkan ISBN, beberapa penerbit terpaksa menggunakan jasa calo yang memungut biaya yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan biaya penerbitan buku meningkat.

  3. Berkembangnya pasar gelap ISBN: Krisis ISBN juga memicu berkembangnya pasar gelap ISBN, di mana penerbit dapat membeli ISBN ilegal dengan harga yang lebih tinggi.

Untuk mengatasi krisis ISBN, Perpusnas telah menerapkan beberapa langkah, antara lain:

  1. Memperketat persyaratan pengajuan ISBN: Perpusnas memperketat persyaratan pengajuan ISBN untuk memastikan bahwa ISBN hanya diberikan kepada buku-buku yang memenuhi standar kualitas.

  2. Meningkatkan alokasi ISBN: Perpusnas telah mengajukan permohonan kepada ISBN-IA untuk meningkatkan alokasi ISBN untuk Indonesia.

  3. Melakukan sosialisasi kepada penerbit: Perpusnas melakukan sosialisasi kepada penerbit mengenai persyaratan pengajuan ISBN dan pentingnya menggunakan ISBN yang resmi.

Meskipun Perpusnas telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi krisis ISBN, namun krisis ini belum sepenuhnya teratasi. Penerbit buku masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan ISBN, dan pasar gelap ISBN masih terus berkembang.

Posting Komentar untuk "Krisis ISBN Dalam Penerbitan Buku"