Tanah, Organisme Tanah, dan Proses Pembentukan Tanah

TANAH

Tanah sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. 

1. Bagi tumbuhan 

Tanah merupakan tempat untuk tumbuh serta menyediakan unsur hara (nutrisi) dan air bagi tumbuhan.

2. Bagi hewan (khusunya organisme tanah) 

Tanah berfungsi sebagai tempat hidup organisme tanah. Organisme tanah yang berukuran sangat kecil disebut mikroorganisme dan hanya bisa diamati menggunakan mikroskop. 

Bagi sebagian hewan besar, tanah berfungsi sebagai lahan untuk hidup dan bergerak.

Berikut peran tanah secara umum. 

1. Tempat hidup (habitat) beberapa organisme seperti cacing, serangga, jamur, alga, bakteri, dll

2. Penyedia keperluan manusia seperti batu, pasir, tanah liat, dll

3. Penyedia bahan tambang seperti emas, perak, timah, tembaga, batubara, dll 

4. Penyedia dan penyaring air untuk minum, mandi, mencuci, dan memasak

Sumber: https://www.kelaspintar.id/


ORGANISME TANAH

Makhluk hidup yang ada di dalam tanah disebut organisme tanah atau biota tanah, baik hewan maupun tumbuhan. Organisme tanah umumnya berada pada lapisan tanah bagian atas,sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah.

Berikut beberapa peran organisme tanah. 

1. Sebagai dekomposer (menguraikan materi organik)

Dekomposer atau pengurai merupakan organisme yang mampu menguraikan atau memecah bahan organik pada sampah maupun makluk hidup yang sudah mati. Organisme yang sudah mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara oleh dekomposer. Unsur hara ini ini penting untuk pertumbuhan tanaman. 

Keberadaan organisme tanah sebagai dekomposer dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat pupuk kompos. Pupuk kompos biasanya berasal dari daun ataupun ranting yang sudah kering. Pembuatannya dengan mengubur bahan organik tersebut di dalam tanah selama beberapa waktu sampai menyerupai tanah.

Contoh dekomposer atau pengurai dalam tanah adalah cacing tanah, jamur saprofit (jamur pengurai), serangga, dan bakteri pengurai. 

2. Membantu pelapukan tanah menjadi mineral tanah

3. Pereaksi kimia dalam tanah 

4. Pengurai polutan dalam tanah 

5. Pencegah penyakit tanah 

6. Pemberi pengaruh pada tekstur tanah 

7. Pengatur kegemburan struktur tanah 


PROSES PEMBENTUKAN TANAH 

Tanah berasal dari batu-batuan yang mengalami pelapukan secara terus-menerus. 

Proses pembentukan tanah secara umum dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu pelapukan batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan penyuburan. 

1. Pelapukan batuan 

Pelapukan batuan terjadi secara fisika maupun kimiawi. Batuan disebut sebagai bahan induk tanah. Proses fisika yang dialami oleh batuan adalah peningkatan atau penurunan suhu, pembekuan, pengeringan, aliran air atau angin, dll. Lama-kelamaan batuan akan melunak karena mengalami perubahan komposisi. Batuan yang lapuk ini disebut dengan bahan tanah karena masih menunjukkan struktur batuan induknya.

2. Pelunakan struktur batuan

Batu-batuan yang telah menjadi bahan tanah akan mengalami pelunakan secara terus-menerus. Proses ini dipengaruhi oleh air dan udara. Air maupun udara akan masuk dan merembes ke dalam sela-sela remahan batuan.

3. Tumbuhnya tumbuhan perintis 

Setelah mengalami pelunakan, tumbuhan perintis akan muncul. Salah satu contoh tumbuhan perintis adalah lumut. Akar-akar tumbuhan perintis akan membantu pemecahan batuan. Adanya asam humus yang mengalir di permukaan batuan akan memungkinkan batuan tersebut mengalami pelapukan secara sempurna. Pada tahap ini, pelapukan secara biologi dimulai.

4. Penyuburan 

Awalnya tanah hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari pelapukan batuan. Proses selanjutnya adalah penyuburan yang merupakan akibat dari pelapukan materi-materi organik (hewan maupu tumbuhan yang sudah mati). Pada proses ini, mikoroorganisme tanah memainkan peran penting.


Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. 

1. Iklim 

Iklim yang dimaksud adalah suhu atau temperatur dan intensitas curah hujan. Pada siang hari batuan akan terkena panas sinar matahari, sedangkan pada malam hari terkena suhu dingin. Ditambah dengan terjadinya hujan, batuan akan mengalami pelapukan dengan lebih cepat. 

2. Organisme tanah 

Hewan maupun tumbuhan yang sudah mati mengandung banyak asam humus. Semakin banyak asam humus, pelapukan batuan akan lebih cepat terjadi. 

3. Bahan induk 

Bahan induk berasal dari batuan beku, sedimen, metamorf, maupun vulkanik. Setiap bahan induk tersebut mempunyai tingkat pelapukan yang berbeda-beda. 

4. Topografi 

Faktor topografi berkaitan dengan kemiringan sebuah lereng. Semakin miring lereng, erosi semakin cepat terjadi. Erosi ini akan membentuk tanah sedimen di dataran rendah. 

5. Waktu 

Faktor waktu mempengaruhi pembentukan tanah. Tanah yang baru terbentuk disebut sebagai tanah muda, tanah yang sudah siap diolah disebut tanah dewasa, sedangkan tanah yang mengalami banyak pencucian disebut tanah tua.

Dari kelima faktor tersebut, faktor yang paling dominan dalam pembentukan tanah adalah iklim. Faktor iklim sangat memengaruhi pelapukan pada batuan atau bahan induk yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu dan intensitas curah hujan. 


Berikut komponen penyusun tanah. 

1. Batuan → bahan pembentuk tanah

2. Udara → tanah yang berongga terisi udara

3. Humus → komponen organik hasil dari penguraian makhluk hidup yang sudah mati

4. Air → untuk menjaga kelembaban tanah

5. Mineral → kalium, kasium, magnesium, fosfat, dll

6. Komponen organik → bakteri, jamur, alga, serangga, cacing tanah, dll


Materi Tanah, Bioteknologi, dan Teknologi Ramah Lingkungan 

1. Tanah, Organisme Tanah, dan Proses Pembentukan Tanah 

2. Bioteknologi Konvensional dan Modern Beserta Contohnya  

Posting Komentar untuk "Tanah, Organisme Tanah, dan Proses Pembentukan Tanah"